Karya ; MUHAMMAD TAUFIQ
Yuk
baca lagi.... Bagi yang belum baca BAG (1), (2) dan (3) Silakan Buka
Page "Strawberry" Ini baca sebelum catatan BAG (4) ini ^_^
Yuk sahabat ceritanya lanjut lagi......
Awal
mengerjakan skripsi yakni masih dalam bentuk proposal Sani banyak
membantu Ummi mengetik skripsi namun saat menginjak chapter 1 Ummi harus
pontang panting sendiri ke rental komputer bodohnya Ummimu ini tidak
bisa mengetik sendiri Ummi terpaksa mengetikannya dirental komputer.
Ummi
minta bantuan operator rental untuk mengetik skripsi Ummi atas anjuran
teman,Ummi memilhh ardian computer rental komputer cabang yg memiliki 2
operator Mas Dodo dan Mas Fikri.Mereka berdualah yg banyak membantu
menyelesaikan skripsi Ummi.
Mas
Dodo terlihat ramah dan senang bercanda berbeda dg Mas Fikri ia sangat
pendiam,cuek dan sedikit aneh.Tapi Mas Fikrilah yg banyak mengetik
skripsi Ummi saat revisi ketikan skripsi Ummi tak berani mengajaknya
ngobrol diluar tema skripsi.Ummi banyak diam dan memerhatikan wajah
sinisnya man gemulai jemari tangannya diatas keyboard komputer.Ummi
sangat hati2 dalam memilih kalimat yg akan Ummi ucapkan,Ummi tak ingin
membuat Mas Fikri tersinggung apalagi marah.
Entah
mengapa Mas Fikri yg terlihat angkuh begitu baik dimata Ummi sikap
dinginnya membuat Ummi penasaran sangat berbeda dg lelaki yg telah Ummi
temui selama ini mereka berpura-pura baik tapi sebenarnya hatinya
buruk.Hingga Mas Fikri sering membuat Ummi salah tingkah tapi
bagaimanapun Ummi saat itu sudah mulai belajar menjaga diri dalam
bersikap,putriku.
Terlebih
ibadahnya Ummi sering terlantar dirental saat Mas Fikri shalat tepat
waktu dimushala belakang rental belum lagi ditambah mandi bisa sampai
satu jam Ummi harus menunggunya kembali ke rental tapi Ummi senang Mas
Fikri yg berwajah manis terlihat bercahaya dan berseri-seri setelah
berwudhu kadang Ummi iri pada Mas Fikri dan mendamba Sani bisa
sepertinya.Mas Fikri juga sering memutar lagu2 soundtrack drama asia
kesukaan Ummi hingga membuat Ummi tak sadar bersenandung lirih mengikuti
lirik lagunya.Uniknya Mas Fikri tak bereaksi apapun dinginnya sikap Mas
Fikri nyaris membekukan hati Ummi.
Ummi
selalu menanti untuk revisi skripsi agar Ummi bisa selalu bertemu lagi
dg Mas Fikri karena banyak juga teman yg berlangganan ketikan dg Mas
Fikri hingga Ummi pun bisa saling berbagi informasi seputar skripsi
selain itu biaya ketikannya miring tapi Ummi tak pernah mendapatkan
potongan harga padahal teman yg lain sering mendapatkannya.
Bahkan
mereka bisa mengajak Mas Fikri bercanda tapi tidak Ummi kami lebih
banyak diam sesekali Ummi hanya bisa mencuri pandang saat wajahnya yg
syahdu berkonsentrasi pada layar monitor sering juga Mas Fikri memutar
surah Murattal Al Qur'an saat itulah Ummi beranikan diri meminta untuk
diputarkan surah Ar-Rahman agar hati Ummi menjadi tenang.
"Fabiayyi aalaai robbikumaa tukadzdzibaan"
"Maka nikmat Tuhan kamu yg manakah yg kamu dustakan?"
Hingga
menjelang akhir skripsi sikap dingin Mas Fikri berubah juga tapi entah
mengapa pada saat itu Ummi mengenakan kalung panjang yg berliontin
lafadz Allah,Mas Fikri tiba2 berucap,
"kalungmu bagus!"
Ya
tiba2 Mas Fikri berkata demikian Ummi hanya tersenyum dan berucap
terima kasih dg lirih.Ummi kemudian menyembunyikan kalung tersebut
dibalik kerudung.Untuk pertama kalinya Mas Fikri mengajak Ummi bercakap
Ummi hanya bisa tersenyum dan mengangguk lalu menunduk gaya tuturnya
lucu ditambah lagi pipinya yg tembem membuat Mas Fikri semakin imut dan
menggemaskan.
Hari2
setelah itu kami banyak bercanda dan berbicara banyak hal hingga
membicarakan tentang pernikahan Ummi dg Sani yg direncanakan satu bulan
berikutnya. Ummi dan Mas Fikri semakin akrab kami bicara banyak
hal,bercanda bersama tapi kami selalu menjaga jarak dan saling bersikap
santu hingga Ummi sedikit menemukan kembali keceriaan hidup ini sedikit
melupakan tekanan batin yg terus mendera Ummi hingga Ummi menceritakan
sedikit hal tentang kehidupan pribadi Ummi terutama saat menjelang
pernikahan Ummi dg Sani namun Ummi tak pernah menceritakan tentang
pemerkosaan itu,Ummi tak ingin menceritakan aib tersebut kepada orang
lain.
Pernikahan
Ummi dg Sani direncanakan akan diselenggarakan pada bulan Mei karena
pada April ada wisuda maka Ummi harus memacu untuk segera menyelesaikan
skripsi agar selesai dan bisa ikut wisuda pada bulan april jika skripsi
Ummi tak selesai sebelum April maka baru tahun depan Ummi wisuda.
Berarti,pernikahan
Ummi juga harus ditunda lagi akankah Ummi harus bergelimang luka dalam
cengkeraman Sani lagi? Ummi tak ingin itu,putriku.Untuk itu Ummi segera
menyelesaikan skripsi sebelum bulan April.Ummi pontang panting sendiri
menyelesaikan skripsi Sani tak mau tahu ia hanya ingin skripsi Ummi
selesai dan menikah secara sah agar kami bisa hidup bersama tanpa fitnah
tapi Sani adalah Sani lelaki teregois yg pernah Ummi kenal.
Ia
hanya sibuk dg kolam pancingnya.Namun Ummi beruntung ada Mas Fikri yg
banyak membantu Ummi.Mas Fikri sudah mengetik banyak skripsi jadi bukan
hal yg sulit menentukan letak keganjilan pada skripsi Ummi meskipun
skripsi Ummi menggunakan bahasa inggris.Alhamdulillah,Skripsi Ummi
selerai tepat waktunya sehingga Ummi dapat mengikuti wisuda pada bulan
April.
Putriku,untuk
sekian kalinya Allah mengirimkan ujian pada Ummi pada bulan maret tepat
sebulan sebelum wisuda Ummi tiba2 dari pihak keluarga Sani ingin
menunda pernikahan hingga tahun depan dg alasan belum adanya kesiapan yg
matang khususnya soal dana yg tersedia.
Kegelisahan
itulah yg Ummi ceritakan pada Mas Fikri.Mas Fikri sangat prihatin dan
empati pada Ummi,Mas Fikri memberikan semangat dan dorongan kepada Ummi
agar tetap tegar jalani semua.
Pihak
keluarga Ummi sangat memaksa untuk tetap menyenggarakan pernikahan
sesuai dg tanggal yg ditetapkan apapun yg terjadi sudah banyak persiapan
yg sudah keluarga Ummi lakukan.Pernikahan kami harus tetap terjadi pada
bulan Mei sedangkan pihak keluarga Sani tetap menginginkan pernikahan
kami ditunda hingga tahun berikutnya.
Sedangkan
Sani tetap bersikeras melangsungkan pernikahan dibulan Mei terlebih
biaya yg sudah ia telah keluarkan juga lumayan besar pihak keluarga Sani
tidak bisa berbuat apa2 dg keputusan Sani akhirnya kami memutuskan
untuk mengadakan resepsi pernikahan sederhana hanya dirumah Ummi tidak
ada resepsi pernikahan dirumah Sani.
Saat
wisuda Ummi Sani tidak mau datang begitu juga Mas Fikri padahal Ummi
berharap Mas Fikri bisa datang saat wisuda Ummi.Ummi sangat bahagia
sekali waktu itu,penantian dan perjuangan Ummi selama hampir 4 tahun
akhirnya usai sudah dan yg terpenting Ummi segera menikah.
Hari
setelah wisuda adalah hari2 yg semakin dekat menjelang pernikahan Ummi
coba menghapus kenangan buruk selama 2 tahun lebih bersama Sani.Ummi
ingin menjadi wanita yg paling bahagia di hari pernikahan Ummi.Ummi tak
ingin menampakan kesedihan secuil pun biar Ummi pendam dalam kotak
rahasia dan terpendam selamanya bahkan tidak untuk keluarga Ummi biar
Ummi saja yg merasakan pedih bukan keluarga.
Resepsi
pernikahan pun digelar Ummi nyaris pingsan diatas pelaminan Ummi coba
tegar,dukungan Mas Fikri sebelum acara pernikahan digelarlah yg membuat
Ummi bisa menghadapi resepsi pernikahan ini dg tabah Motivasi Mas Fikri
saat Ummi masih mengetik skripsi Ummi kepadanyalah membuat Ummi kuat.
Ayah
dan Ibu Sani tidak hadir dalam pernikahan kami hanya beberapa
kerabatnya saja yg mendampingi Sani meski banyak kerabat yg tidak hadir
mereka tetap merestui kami.
Saat
itu Ummi bahagia sekali,putriku.Ummi dan Sani telah menjadi suami istri
yg sah banyak teman Ummi yg hadir termasuk Zaki dan Ifa tapi sayang
seorang sahabat Ummi yg paling berjasa menjelang pernikahan tidak
datang,Mas Fikri tidak datang entah dg alasan apa meski Mas Fikri selalu
mendukung pernikahan kami harus tetap terjadi tapi Ummi bisa menangkap
kekecewaan pada Mas Fikri.Perhatian yg diberikan Mas Fikri kepada Ummi
sangatlah besar.
Namun,Ummi
hanya berpikir Mas Fikri hanya kasihan saja pada Ummi tidak lebih
meskipun terkadang Ummi harus bergelut dg perasaan aneh yg menyerbu
Ummi.Ummi tak ingin jatuh cinta karena itulah Ummi tak ingin bertemu
lagi dg Mas Fikri,Ummi tak ingin Mas Fikri kasihan,cinta atau semacamnya
pada perempuan nista seperti Ummi.
Pasca
pernikahan kami merasakan kebahagiaan yg luar biasa kami bebas keluar
rumah tanpa takut ada fitnah.Ummi kembali tinggal dirumah orangtua
Sani.Ummi coba menghilangkan kenangan suram Ummi dalam rumah tersebut
Ummi hanya ingin memulai hidup bersama Sani tanpa terbunuh kenangan lama
Ummi mulai berani berinteraksi dg lingkungan sekitar.
Sani
pun lebih sayang kepada Ummi kami sering masak bersama,shalat berjamaah
dimushala dan mengajarinya mengaji.Sani lebih banyak dirumah bersama
Ummi dan sangat perhatian pada Ummi.Tapi sayang,putriku.Kebahagiaan yg
Ummi reguk tak bertahan lama hanya sekejap mata sebulan pasca pernikahan
kebiasaan buruk Sani kembali ia sering keluar berhari-hari untuk
memancing,menelantarkan Ummi tanpa memberi nafkah belanja ia mengaku
bersama temannya bekerja disemacam distributor penyaluran ikan
kepasar-pasar ketika Ummi menanyakan gaji yg diperolehnya Sani selalu
mengelak padahal Ummi tahu dalam sehari ia bisa menghabiskan 2 bungkus
rokok
Belum
lagi,Ummi sering melihatnya mabuk bersama temannya sedangkan nafkah
belanja untuk Ummi selalu ia lalaikan bahkan Ummi pernah selama 3 hari
hanya makan mie instan saja.
Astaghfirullahal'adzim!
Entah suami macam apa Sani itu ia tak lagi menganggap Ummi istrinya
melainkan seorang pelacur yg harus melayaninya setiap dia inginkan Ummi
hanya bisa menangis sepanjang hari Ummi terus berdoa agar sani sadar dan
mau berubah dalam setiap sepertiga malam terakhir Nya mukena Ummi
selalu basah oleh airmata,dalam sujud2 panjang Ummi selalu memohon
perlindungan pada Allah.
Ummi
menghabiskan hari2 kelam bersama Sani sedangkan orangtuanya tak pernah
peduli dg Ummi.Ummi memperbanyak shalat sunah dan membaca Al Qur'an Ummi
hanya bisa bersabar,bersabar dan bersabar.Sekali dua kali Ummi tidak
tahan dg perlakuan Sani,Ummi pun marah dan memaki makinya.Sani hanya
tertawa melihat kemarahan Ummi.Ya,ALLAH.
Mungkin
salah satu cara agar Ummi sedikit bisa bernafas dan rilex adalah
bekerja Ummi ingin bekerja.Ummi kembali meminta bantuan Mas Fikri untuk
mengetikan lamaran pekerjaan untuk Ummi,terpaksa Ummi menemuinya karena
hanya Mas Fikri yg bisa membantu Ummi.
Banyak
informasi lowongan pekerjaan,baik dari teman atau koran membuat Ummi
semangat dan harus kembali bolak balik ke rental dan bertemu Mas Fikri.
Ia
tidak lagi sinis dan cuek seperti saat kripsi dulu,ia lebih banyak
tersenyum dan bercanda dg Ummi.Bibirnya yg mungil terlihat lucu jika
sedang tersenyum,juga matanya yg lembut saat memandang Ummi,Ummi pun
langsung menunduk.Sedapat mungkin Ummi menyembunyikan kesedihan tapi
akhirnya tak kuat juga Ummi menahannya hingga Ummi terpaksa meluapkan
kesedihan yg Ummi rasakan tapi tidak semua,tentang perkosaan itu Ummi
tak ceritakan sungguh Ummi tak ingin Mas Fikri tahu akan hal itu dg
mengungkapkan kesedihan Ummi pada Mas Fikri,Ummi bisa sedikit lega.
Ummi
berhujan air mata saat menceritakan konflik rumah tangga pada Mas
Fikri.Ummi melihat Mas Fikri juga berkaca lalu tangan Mas Fikri berusaha
membelai Ummi tapi langsung Ummi beranjak pergi meninggalkannyadan
beristighfar berkali-kali.Bagaimanapun Ummi telah bersuami,Ummi tak
ingin melibatkan Mas Fikri dalam dilema hidup Ummi.
Ummi
tak ingin jatuh cinta,Ummi tak ingin dicintai selain Sani meski Sani
tak pernah mencintai Sani,tak pernah.Nasehat Mas Fikri selalu dapat
menjadi tombak semangat bagi Ummi untuk bertahan hidup sejak saat itu
Ummi tak pernah bertemu dg Mas Fikri lagi.
Tepat
3 bulan setelah pernikahan kesabaran Ummi mulai habis,Sani tidak
mungkin berubah Ummi telah menggunakan segala cara agar Sani dapat
menjadi suami yg baik bagi Ummi ternyata gagal.Sani selalu kembali ke
sifat egoisnya.Ummi hanya dianggap alat pemuas nafsu baginya Ummi tak
membicarakan kepedihan ini pada keluarga Ummi.Toh,mereka juga tak akan
peduli dg nasib Ummi.
Akhirnya,Ummi
dan Sani bicara baik2 dan memutuskan kemungkinan untuk cerai rumah
tangga kami tak mungkin diselamatkan lagi hari2 hanya penuh saling cela
dan caci maki kami seperti hidup dineraka.
Sani
pun mempertimbangkan permintaan cerai Ummi,Thalaq satu pun terjadi,Ummi
kembali kerumah orang tua di Ngoro selama 2 minggu kami tak pernah
bertemu dan telepon,tiba2 Sani menjemput Ummi terpaksa Ummi kembali
kerumah Sani ternyata Sani tidak menginginkan perceraian itu.Perlakuan
kasar Sani semakin menjadi-jadi ketenangan yg baru Ummi rasakan selama
dirumah berganti kembali dg isak tangis.
Ummi
memperbanyak shalat sunah,membaca Al Qur'an dan berdzikir itulah cara
Ummi agar selamat dari pelampiasan amarah Sani,mukena inilah yg selalu
Ummi kenakan dan mampu melindungi Ummi,putriku.Hingga Sani tak berani
menyentuh Ummi saat bermukena,mukena inilah yg selalu menuntun Ummi
untuk bertobat,bermuhasabah diri pada Allah memohon ampunan dan hidayah
Nya.
Perlahan
Ummi mulai berani membuka diri pada keluarga,Ummi banyak cerita apa yg
sebenarnya terjadi meski lewat telpon,meski dg derai airmata.Ibu tak
tahan mendengar kisah Ummi akhirnya Ibu bersama Mbak menjemput Ummi dari
rumah sani.Sani tidak bisa berbuat apa2,Ibu sangat marah pada Sani tapi
Sani malah membentak Ibu dan memutarbalikan fakta Sani mengatakan jika
ia selalu memberi nafkah pada Ummi,padahal justru Sani yg sering meminta
uang pada Ummi.
Ibu
lebih percaya pada Ummi terjadilah pertengkaran yg luar biasa Ummi tak
menyangka Sani berani membentak Ibu,Ummi dan Mbak berusaha melerai dan
mengajak Ibu pulang dalam keadaan Ibu yg nyaris pingsan.
Sejak
saat itu,Ummi tak pernah menginjakkan kaki dirumah Sani,Ummi
menceritakan semua kebusukan Sani termasuk perkosaan itu keluarga
terpukul sekali mendengar penuturan Ummi bahkan mereka hendak membunuh
Sani mereka akhirnya tahu alasan mengapa Ummi terpaksa menikah dg Sani
karena telah menghancurkan Ummi,keluarga hendak marah tapi tak kuasa Ibu
pingsan berkali-kali Ummi merasa semakin berdosa.ternyata Ummi keliru
selama ini,putriku.Ummi menganggap jika keluarga tak akan pernah peduli
dg derita Ummi,acuh dan tak mau tahu.Ummi baru menyadari bahwa cinta dan
kasih sayang keluarga pada Ummi sangatlah besar.
Ummi
sangat menyesal tidak mempercayai keluarga malah mempercayai orang lain
Ummi sangat menyesal,putriku.Sebulan 2 bulan Ummi masih tinggal dirumah
orang tua.Ummi banyak membantu Ibu memasak dan melakukan pekejaan rumah
lainnya yg selama ini selalu Ibu kerjakan sendiri.Kehadiran Ummi
sedikit berarti terlebih Ibu juga sudah mulai renta.
Bersambung..