MENAMPIK DUKA



Aku tak begitu mengerti tentang malam??
Aku tak begitu mengerti tentang angan,??dan
Aku juga tak mengerti tentang harapan??.......

Menusuk pada ilalang maruah
Hinggap pada satu dahan lentera.....

Senja sudah tak mengharapkan kehangatan
Ada sebuah cerita kecil melambung pada sebuah dimensi kasturi
Ada sepasang cinta menikmati langkah yang saling beriring
Bergenggaman tangan meski angin mencela
Tetap pada pemberhentian yang sulit untuk dilewati......

Karya-karya yang terombang-ambing di-antara lampion-lampion senja
Mengerti akan nestapa antara sendu dan gelisah
Memburu salah satu mukjizat akan limpahan anugerah
Meninjau kembali sebuah malam yang selalu teresapi akan kesejukan.......

Akan ada sang dewi menyinggahi kehausan
Akan ada sang dewi menghampiri kegelisahan
Akan ada sang dewi memberi ketenangan jiwa serta raga......

Berhenti lah sejenak!!
Meski-pun itu ada diujung telaga
Dan Telaga itu adalah Kautsar.......

INTROPEKSI !!!



Ada beberapa istilah untuk sebagian ruang lingkup
Istilah harmonisasi tentang keindahan
Tentang kekasih yang mungkin akan berdiam begitu lama diantara susunan kubus usang
Juga tentang aku yang menyanyikan cibiran untuk seonggok ruang hampa di-daunan kering......

Ketika sang khidmat turun dari beranda gubuk kerontang
Ketika manusia menghimpit luka atas kearoganan diri sendiri
Dan ketika aku mengucapkan sebuah mantra makbul untuk menjauhkan kau dari pandangan
Disitu terseringai sebuah bisikan menghampiri daun telinga yang mulai kemerahan.........

Bisikan terselip lamban ketika aku mulai menelusuri sebuah paniti kecil
Melangkah perlahan diantara teriakan birahi
Berlari kecil menjauhi uraian yang tertangkap,yang jelas itu berasal dari mulut busuk manusia
Aku takkan kalah dengan semua itu
Itu hanya sebuah ocehan yang tak mampu melampaui dirinya sendiri.....

Buat apa menilai manusia lain yang jelas-jelas kau tak pernah mengenalinya??
Buat apa kau memikirkan manusia lain yang jelas-jelas lebih baik dari-mu??
Sungguh terhina kah engkau??
Atau,memang sifat arogan itu takkan pernah lari dari jiwa mu yang sombong lagi angkuh??.....

Sebab nanti,aku sangat yakin
kau akan menangisi diri-mu sendiri
Tak lebih
Kau akan memandang diri-mu terlalu lama di depan cermin retak............

ALAM YANG MULAI TER-TIDUR



Satu langkah menghadap sang bintang
Dua langkah menghadap kepada sang rembulan
Tiga langkah menghadap pada harapan....

Aku sedang menyaksikan beberapa kilah menyelinap
Menghantam rerumputan yang mulai muak kepada angin
Merebahkan beberapa luka yang terpahat pada dahi hitam
Melunak pun tidak,
Karena,biasan yang menyerupai nanah mulai menyebar
Merusak dan menebar aroma busuk yang begitu kental.......

Adakah sebuah rindu masih mekar dan mewangi melawan aroma itu??
Atau ia sudah mulai terbiasa dengan ketidak-harmonisan luka??

Ada beberapa celah sebagai pengobat nuansa
Menitik pada hitam-manis dada yang menjulang
Mengepak-kan liukan serikat sang pemahat
Pelan,namun sangat berirama
Karena,alam akan tau
Kapan ia bosan dan mulai berhenti.......

BERAPA BANYAK SUDAH LUKA-MU??




Engkau mengayuh cukup jauh hari ini
Namun,aku belum mendengar apa2 tentang mu...

Tentang Keluhan mu hari ini yang sepertinya belum kudengar,
Merobek-robek kertas tentang masa lalu pun tidak kau lakukan hari ini...
Ada apa dengan mu hari ini??
Apakah air mata mu sudah terkuras habis??
Apakah duniamu sudah tak seindah yang kau harapkan??
Atau kau sudah tak mampu menuangkan segala emosi yang ada didirimu itu?

Sepertinya akan sama saja,
Seolah engkau tak pernah mengerti akan dirimu sendiri??
Dan engkau menganggap bahwa tidak ada juga yang mengerti akan dirimu??

Begitu banyak pertanya-an yang ingin ku lontarkan
Begitu banyak perasa-an yang ingin kusuguhkan
Begitu banyak harapan yang ingin kucapai
Dan begitu banyak hal-hal yang mungkin engkau sama sekali tak-kan mengerti....

Aku memahami semua itu....
Dan aku tidak pernah tau,
Berapa banyak sudah luka-mu itu ????.....
Dan aku juga sepertinya tak-kan mau tau.....