ADA APA GERANGAN??

Sudah menunjuk-kan pukul 11 siang rupanya
Mengerenyitkan dahi tanda ada yang menganjal
Mengusik langkah yang kian tak terarah......

Teman bertanya tadi malam
Sudah alumnus kah??
Lalu aku menjawab,belum kawan.....

Sudah hampir 10 tahun kau di kota itu
Akhhhhh....mungkin saja jalan itu berbeda?jawabku...
Kemana jalan kau,ke neraka apa??
Kalau itu yang baru tampak,
Aku hanya berusaha untuk melewati....

Pada siang yang begitu menyengat
Adakah beberapa pertanya-an mudah yang dapat ku-jawab??
Seperti biasa,
Sumringah dari terik yang begitu nikmat
Dan begitu membuat ku bermimpi lagi......

Mimpi yang masih begitu jauh
Mimpi yang tak berakhir
Mimpi seorang hamba yang mulai lelah.....

Pengecut......
Yang hanya bisa membiarkan sebuah mimpi,
Itu lah aku........

TUAN TANAH VS BURUH



Bagian monolog antara aku dan seorang teman

TEMAN:
cukup tuan,cukup
jam-jam kami 
kau peras,
jadi juta-juta 
jadi milyar-milyar 
dirimu kaya
kami tepar.

dari senin ke senin
kami senengin
dari pagi ke pagi
kami toleransi
dibeda-bedakan
kami lupakan. 
tapi tuan tak puas,
kurang kerja keras,
kata tuan memelas.

tadi pagi kami undur diri,
tuan murka, 

jangan pernah mundur !
perang belum usai !
kata tuan.

kami hanya tersenyum,
tuan tak pantas jadi jendral. tuan layak ditinggal pasukan.

selamat berperang.


AKU:
aku tuan
aku yang punya modal
aku yang akan berang atas kelalai-an
aku yang berhak mengatur kalian
dan aku tak memaksa kalian untuk berlindung di ketiak-ku


kalian nikmati saja
kalian lakukan saja
itu toh menyambung hidup kalian.....

kalau kalian tak terima
silahkan angkat segala keluh-kesah kalian itu

karena aku akan mencari kalian yang lain.....

"terima saja-lah kawan apa yang di rasakan sekarang"




TEMAN:
lalu kenapa kami undur diri engkau murka,tuan?

sebab engkau tak mampu mengerjakanx sndiri.
tak ada pula yg sebaik kami.
kalaupun ada, anda tahu, butuh waktu lg untk adaptasi.

waktu adalah uang.

"nikmati nasibmu sekarang, tuan"




AKU;
aku murka??
kalian juga menjadi ciut
kalian juga melaksanakan-nya
kalian walau dengan terpaksa meyelesaikan-nya juga.....

hahahahaaaaa....



TEMAN:
tuan murka krna kami undur diri.
kenapa?
tuan tak mampu.
tuan tak mau hilang waktu.



AKU:
yaaaa...kalian memang sangat benar
itu lah guna-nya,
saku yang sangat tebal karena uang
aku hamburkan untuk kalian
asal-kan kalian menyelesai-kan perjanji-an yang sudah terbuat


secarik kertas yang sangat berharga
secarik kertas yang bisa memberikan kalian sanksi
secarik kertas yang akan membuat kalian tak berdaya di depan teman2 penguasa ku yang lain....

apakah kalian tidak takut???
hahahahahahaaaaaaaaaaaaaaa.......

PARA PEMIMIPIN NEGERI-KU 2


Manusia tanpa pembatas....maju...!!!!
Menembus pada suatu malam,mebakar pada suatu kesunyian
Berteriak di keheningAN...dalam hati.
Sampah tak sebanding dengan ucapan,lebih busuk dari sampah
Ucapan seperti cacian,kau menganggap itu adalah kebenaran??

Tak ada faedah-nya...dunia kau anggap rumahmu,yang siap kau rubah kapan-pun
Akhhhhhh.....sungguh kurang ajar-nya kau....
Membuat nengeri ini menjadi sangat ironis??
Bungkam...bungkam mulut mereka!!!
Teriakan para pembantai rakyat kecil.......

Kampanye-kampanye oleh orang2 tak bernyali
Di-indonesia tercinta ini lah tempat-nya
Bandang,sialannnn...
Kalian begitu pongah-nya...
Alasan apa yang dapat kau sampaikan untuk sang Khalik nanti???

Pikiran kalian sudah usang....
Hati kalian sudah sangat busuk
Dan sangat kroniss......
Woiiiiiiiiiiiiii...........bandanggggg........

PARA PEMIMIPIN NEGERI-KU


Mungkin kau tak-kan pernah asing mengitari kota itu
Ada sebuah kisah dan cinta yang tersaji di-antara tinggi-nya sebuah bangunan
Ada tangis dan bahagia yang berkumpul menjadi satu diantara deru-nya kendara-an
Ada lentera yang terletak di ujung jalan tempat berkumpulnya manusia-manusia hina
Aku yakin engkau memahami semua itu??........

Sebuah terali besi yang terpancang pada sebuah rumah megah
Rumah yang sangat mewah yang engkau tinggali di-sana
Bersama para pembantu-pembantu mu yang katanya adalah pembela rakyat kecil
Bersama para jenderal-jenderal mu yang katanya adalah pelindung manusia kerdil
Bersama sanak famili mu yang katanya adalah pejuang untuk manusia-manusia miskin
Aku sangat yakin engkau memahami semua itu??....

Ohhhhhhh.....pemimpin negeri-ku
Adakah sesekali engkau melihat setiap keluh dan kesah dari mereka??
Adakah sesekali engkau menyaksikan langsung mereka dalam mendalami kehidupan??
Adakah sesekali engkau merasakan apa yang mereka rasakan??
Dan sekali lagi aku sangat yakin,
Engkau begitu jauh dari kata PEDULI.......

YANG KAU TAWAR-KAN MELEBIHI SEGALA-NYA


Aku tertunduk malu ketika itu
Di saat kau berusaha meraih tangan-ku
Ada sebuah mimpi yang hendak ku-jelaskan
Menutup keheningan di-antara remahan hujan yeng menggelinding.....

Engkau dengan senyuman yang memikat hati
Menasbih-kan satu ruang yang siap untuk dijelajahi
Senyum renyah diantara lesung pipit
Menambah cahaya yang semakin terang terpancar......

Ada sejuta rasa cinta yang kau hatur-kan untuk-ku
Aku merasa tersanjung
Aku merasa dipeduli-kan
Aku merasa kau begitu mampu untuk menahan segala langkah
Langkah yang ku saji-kan supaya bisa menjauh dari-mu......

Ada seikat kembang mawar yang hendak kuberi-kan
Yang kupetik ketika itu diantara ilalang liar
Aku hanya mencoba untuk membalas
Semua perhatian dan kebaikan
Yang telah kau kanvas-kan di kertas usang
Hanya untuk-ku.....

Terima kasih
Apa yang kau tawar-kan melebihi segala-nya
Akan hadir selalu senyuman
Untuk membalas segala-nya..........

GUSAR


Rakit mengapung pada sungai gelisah
Mengarungi sisi demi sisi untuk mencapai ujung telaga
Ada sebuah persimpangan untuk di lalui
Menerabat dari hutan yang lebat yang tumbuh ditepi jurang curam.........

Sengaja tidak mengindah-kan ucapan-mu
Karena itu penuh muslihat yang kau ciptakan melalui bibir-mu yang penuh pesona
Merona pipi-mu juga tak ada beda-nya.......

Merapat pada labuhan yang tercipta dari kayu usang
Mengapung pada luka yang begitu memilukan
Mengais pada tumpukan rapuh memilu-kan
Aku sudah menyadari semua itu,
Hanya saja,semua-nya itu sudah mulai kronis......

Mega yang begitu cantik ketika gelap menyapa
Menaburi intan yang berkerlap-kerlip menyinari tanah yang masih basah
Ditambah cahaya yang berasal dari binatang-binatang malam yang begitu menyedihkan
Seolah mereka tak pernah sadar
Mereka hanya sekumpulan tak berarti di mata manusia penyendiri.......

Akkhhhhhh.......
Aku masih lelah
Aku masih gusar
Aku masih merapat pada dinding penuh coretan tentang luka
Seakan pilu tangan dari seorang pujangga..........