MENAMPIK DUKA



Aku tak begitu mengerti tentang malam??
Aku tak begitu mengerti tentang angan,??dan
Aku juga tak mengerti tentang harapan??.......

Menusuk pada ilalang maruah
Hinggap pada satu dahan lentera.....

Senja sudah tak mengharapkan kehangatan
Ada sebuah cerita kecil melambung pada sebuah dimensi kasturi
Ada sepasang cinta menikmati langkah yang saling beriring
Bergenggaman tangan meski angin mencela
Tetap pada pemberhentian yang sulit untuk dilewati......

Karya-karya yang terombang-ambing di-antara lampion-lampion senja
Mengerti akan nestapa antara sendu dan gelisah
Memburu salah satu mukjizat akan limpahan anugerah
Meninjau kembali sebuah malam yang selalu teresapi akan kesejukan.......

Akan ada sang dewi menyinggahi kehausan
Akan ada sang dewi menghampiri kegelisahan
Akan ada sang dewi memberi ketenangan jiwa serta raga......

Berhenti lah sejenak!!
Meski-pun itu ada diujung telaga
Dan Telaga itu adalah Kautsar.......

INTROPEKSI !!!



Ada beberapa istilah untuk sebagian ruang lingkup
Istilah harmonisasi tentang keindahan
Tentang kekasih yang mungkin akan berdiam begitu lama diantara susunan kubus usang
Juga tentang aku yang menyanyikan cibiran untuk seonggok ruang hampa di-daunan kering......

Ketika sang khidmat turun dari beranda gubuk kerontang
Ketika manusia menghimpit luka atas kearoganan diri sendiri
Dan ketika aku mengucapkan sebuah mantra makbul untuk menjauhkan kau dari pandangan
Disitu terseringai sebuah bisikan menghampiri daun telinga yang mulai kemerahan.........

Bisikan terselip lamban ketika aku mulai menelusuri sebuah paniti kecil
Melangkah perlahan diantara teriakan birahi
Berlari kecil menjauhi uraian yang tertangkap,yang jelas itu berasal dari mulut busuk manusia
Aku takkan kalah dengan semua itu
Itu hanya sebuah ocehan yang tak mampu melampaui dirinya sendiri.....

Buat apa menilai manusia lain yang jelas-jelas kau tak pernah mengenalinya??
Buat apa kau memikirkan manusia lain yang jelas-jelas lebih baik dari-mu??
Sungguh terhina kah engkau??
Atau,memang sifat arogan itu takkan pernah lari dari jiwa mu yang sombong lagi angkuh??.....

Sebab nanti,aku sangat yakin
kau akan menangisi diri-mu sendiri
Tak lebih
Kau akan memandang diri-mu terlalu lama di depan cermin retak............

ALAM YANG MULAI TER-TIDUR



Satu langkah menghadap sang bintang
Dua langkah menghadap kepada sang rembulan
Tiga langkah menghadap pada harapan....

Aku sedang menyaksikan beberapa kilah menyelinap
Menghantam rerumputan yang mulai muak kepada angin
Merebahkan beberapa luka yang terpahat pada dahi hitam
Melunak pun tidak,
Karena,biasan yang menyerupai nanah mulai menyebar
Merusak dan menebar aroma busuk yang begitu kental.......

Adakah sebuah rindu masih mekar dan mewangi melawan aroma itu??
Atau ia sudah mulai terbiasa dengan ketidak-harmonisan luka??

Ada beberapa celah sebagai pengobat nuansa
Menitik pada hitam-manis dada yang menjulang
Mengepak-kan liukan serikat sang pemahat
Pelan,namun sangat berirama
Karena,alam akan tau
Kapan ia bosan dan mulai berhenti.......

BERAPA BANYAK SUDAH LUKA-MU??




Engkau mengayuh cukup jauh hari ini
Namun,aku belum mendengar apa2 tentang mu...

Tentang Keluhan mu hari ini yang sepertinya belum kudengar,
Merobek-robek kertas tentang masa lalu pun tidak kau lakukan hari ini...
Ada apa dengan mu hari ini??
Apakah air mata mu sudah terkuras habis??
Apakah duniamu sudah tak seindah yang kau harapkan??
Atau kau sudah tak mampu menuangkan segala emosi yang ada didirimu itu?

Sepertinya akan sama saja,
Seolah engkau tak pernah mengerti akan dirimu sendiri??
Dan engkau menganggap bahwa tidak ada juga yang mengerti akan dirimu??

Begitu banyak pertanya-an yang ingin ku lontarkan
Begitu banyak perasa-an yang ingin kusuguhkan
Begitu banyak harapan yang ingin kucapai
Dan begitu banyak hal-hal yang mungkin engkau sama sekali tak-kan mengerti....

Aku memahami semua itu....
Dan aku tidak pernah tau,
Berapa banyak sudah luka-mu itu ????.....
Dan aku juga sepertinya tak-kan mau tau.....

HANYA SAJA,LINGKARAN ITU SUDAH TIDAK BULAT



Jangan kau tanyakan lagi!!
Ada berapa jingga untuk hari kemaren
Semua itu sudah kuhitungi
Hanya saja,semua makna sudah tak dapat di hargai dan di pahami......

Menahan hujan dengan tangan yang sudah layu
Ada beberapa hal yang masih dapat membuat ku tertawa sumringah
Hal yang mampu merasakan akan keindahan dunia
Tak ada hal yang patut dibanggakan dengan semua itu
Namun,aku masih semangat dan aku masih belum lelah.......

Sebuah masa untuk mengitari sebuah lingkaran
Bak elok permata yang terkubur di dasar laut
Para manusia dengan daya upaya meraih untuk mendapatkannya
Tidak demikian dengan aku,
Aku hanya ingin menyusuri tiap sudut dan bibir laut membiru
Dan aku hanya berharap menemukan salah satu yang terdampar........

Sungguhhhh......
Rasa ponggah dan angkuh ini
Ingin melintas saja dari wajah yang mulai menghitam akan debu
Hanya saja,"lingkaran itu sudah tidak bulat"......

GEMBALA


Ada seorang gembala
Berkeliaran dimalam buta
Menelusuri sisi-sisi bathin yang tertinggal hampa
Disemak belukar,
Dihutan lebat,
Sampai di peristirahatan terakhir.....

Ada kalanya dia berhenti sejenak
Menatap langit yang tampak suram
Menatap langit yang seakan ikut mengeluh akan keberada-annya
Seraya berkata....
"Untuk apa kau datang jauh-jauh klau hanya menatap aku dengan begitu sinis??"

Bangkit kembali untuk melanjutkan perjalanan panjang
Menapaki sebuah jembatan yang sudah lapuk
Sambil memegangi sebuah tongkat yang selalu setia menemani
Ada harapan indah diujung jembatan tersebut
Sebuah cerita indah
Sebuah dunia yang indah
Dan sebuah cita-cita yang indah pula......

Pasti jalan itu akan di lalui dengan mudah......

HANYA SEGORES,DAN ITU AKU TUJUKAN UNTUK-MU

Apa yang ingin kugambarkan belum tampak begitu jelas
Ada kegelisahan yang mampu mengusik hati
Hati pun tak mampu membantah
Ada keinginan untuk melakukan sebuah perdebatan
Dan itu,hampir saja memnbuat mabuk bukan-kepalang...

Tak bisakah kau gambarkan kening yang tampak begitu kusut??
Ada sebuah pemikiran dan harapan
Tentang keinginan anak manusia
Tentang keinginan seseorang yang selama ini hanya bisa terpaku
Menatap hari-hari yang berlalu
Tanpa mampu untuk sesekali berontak....



Ada tetesan yang tiba-tiba turun dari langit membiru
Menjamah siapa saja yang menantang-nya
Membasahi jiwa-jiwa yang selalu kehausan
Mencairkan hati yang selalu saja beku.....

Tak begitu banyak goresan yang ingin aku titipkan
Hanya ada aku
Hanya ada luka-ku
Hanya ada ingin-ku,dan
Hanya ada pengharapan-ku.......

Hanya segores,
dan itu kutujukan untuk-mu......

PERMOHONAN

Menengadahkan kedua tangan
Berharap belas kasih dari-Mu ya Allah
Tidak hebatnya aku di mata-Mu
Aku paham betul
Begitu lemahnya aku di hadapan-Mu



Tak ada tempat untuk mengadu lagi
Selain kepada-Mu
Engkau yang Maha Mengetahui
Engkau yang Maha Bijaksana
Dalam memberikan jalan yang baik untuk umat-Mu

Aku masih kikuk untuk memohon Ampunan-Mu
Yaaaa.Allahhh...
Beri apa saja yang baik menurut-Mu!!
Pasti Engkau Maha Tau atas segalanya....

Masih saja kikuk untuk meminta dari-Mu
Yaaa Allahhh.....
Jalan sebaik-baiknya
Pasti dari-Mu.....

TER-MANGU

Kelebat nangsa pada duri nan tajam
Membuai rindu menjamah jingga
Ada lara seindah duka
Ber-ayun gemercik pada titik air suci...



Seikat mangsa pada seonggok rumput
Meniti sandi pada gelap malam
Cahaya terbendung menuju tempai-an
Ada syahdu melamban kegalau-an...

Tak sesuai dengan kegeraman
Memangsa usus tercerai-berai
Di antara melawan atau tidak
Hanya menunggu sunyi ketika malam....

Aku masih tetap lelah
Di-antara sunyi dan gulita....

MERAIH INDAHNYA DIA

Banyu yang terhampar
Pada jejak yang melunglai
Meraih sepadan kisah membentang
Menjamah bagai tak tertahan....

Adakah senyum itu tersirat ikhlas
Pada satu ilalang hanyut di perapian
Satu incaran oleh manusia hina
Menempatkan diri di liang sempit
Penuh tetek-bengek ucapan.....



Indah di lamun jiwa
Pada sosok gadis rupawan nan elok
Tak mengindahkan sebuah rayua-an....

Ahhhh....
Ini bukan ratapan
Atau pun pengakuan
Sungai yang berlimpah ruah
Memberi kehidupan syurgawi
Dapat dinikmati oleh siapa-pun
Tanpa terkecuali.....

Aku yang masih lemah
Di tiup angin kembara.....

KIASAN LAMUNAN

Serampang kisah tentang seorang anak manusia
Meniti pada sebuah masa,
Dimana mata yang berkaca menyelimuti antara rasa cinta dan duka
Tanpa ada keinginan untuk menjawab semua pertanya-an yang terlampir pada setiap kelopak bunga
Nantinya malah membuat guncah segala penjuru sisi bathin....



Rasa lelah dan penat yang terselip pada sebuah dingin nya malam
Membawa ke ruang sentuhan langsekap kamar berukuran 3 x 2
Ruang segala imajinasi yang sempat tercerai-berai
Karena sebuah alasan,tak ingin melanjutkan segala sesuatu yang harusnya dapat terselesaikan
Membunuh seekor nyamuk-pun terasa membuat sebuah kepedihan.....

Terjebak dan terus saja terjebak oleh lumpur yang cukup dalam
Seperti sebuah bangkai yang sangat menyengat sampai di kejauhan
Meninggalkan aroma busuk yang membuat hidung pun akan protes melangkah mundur
Tak ada satu pun yang membuat kenangan menjadi berharga
Semua nya akan sampai pada titik kejenuhan dari sang pembawa gelap gulita......

Ada kala-nya rangkaian peristiwa yang selalu sambung-menyambung
Pelajaran yang sangat berharga harusnya sudah tersimpan rapi pada sebuah memory sel-sel susunan otak
Tak-kan ada yang menyangkal,
Bahwasanya manusia sangat jauh dari kesempurna-an
Tak terbiasa dengan membanggakan diri sendiri
Ada yang lebih tinggi dari setiap peristiwa yang mampu menguliti setiap ari-ari
Meskipun sangat tipis sekali pun
Rangsangan sebuah kilau-an hempasan akan berakhir pada ujung-nya.........

JANDA TUA DI DEPAN TOKO

Tepat fajar menyingsing dari ufuk timur
Melumat segala sesuatu yang berbau gelap-gulita
Serangkaian maksud dan tujuan beradu menjadi satu wadah
Merayap seekor anak tikus mencari sisa makanan yang terbuang
Mencium-cium,menjilati seremah roti gandum yang baru saja berserakan
Entah dari mana??
Seekor kucing yang dari tadi mengintai,langsung menyambar anak tikus yang tamapk kotor itu....


Peristiwa itu tidak di gubris sama sekali oleh seorang janda tua
Yang dari tadi malam menunggu sesiapa saja yang mau menyewa jasanya
Yaaa....Dia seorang kuli panggul
Seperti biasa,
Pasar yang tumpah ruah dijalan raya ketika tengah malam menjelang sampai fajar
Itulah mata pencahrian-nya
Demi untuk menghidupi cucunya yang ditinggal pergi oleh orang tua-nya
Dan kebutuhan sehari-hari.....

Wajah yang tampak kusut dan lemah
Tidak mencerminkan sama sekali kalau jiwa dan raganya juga lemah
Dia mampu mengangkut beban seberat 65 kg sekalipun
Sesekali dia beristirahat untuk melepas penat
Penuh keihklasan dalam menjalankan apa yang dia bisa......

Ada sebongkah harapan dan cita-cita darinya
Dia tidak mau melihat cucunya kelak
Menjadi seperti dirinya yang sekarang
Meskipun harapan yang begitu besar belum tentu terjadi
Tapi setidaknya,dia mencoba untuk berusaha....

Hidup bagi orang-orang tak mampu memang sangat keras
Seyogya-nya...mereka masih ingin bekerja keras
Dan masih diiringi dengan senyuman........

MEMBANTAI KANTUK

Sudah menunjuk-kan pukul 23:55
Mau tidak mau aku harus terjaga lebih lama
Mencoba membantai kantuk yang masih saja hinggap
Atas dasar untuk mencaci-maki pun sepertinya tidak kan mungkin
Waktu terus saja akan masih berjalan dengan semestinya.....



Lampion dari kejauhan yang kulihat
Menerabas kendara-an yang berlari begitu kencang
Sepertinya sang pengendara tak mau menghabiskan waktu dijalan raya lebih lama lagi
Menerobos perempatan jalan raya
Mesti tampak lampu merah yang menyala.........

Tapi ada yang membuat ku tertunduk malu saat ini
Bulan yang begitu terang
Menyampaikan sebuah senyuman
Tampaknya,Senyuman yang mengajak untuk
Menikmati malam lebih lama lagi!!!.........

MENGAIS SENJA

Menguliti satu-persatu hal yang tersaji dalam benak yang penuh dengan tetek-bengek yang tersimpan di kepalan tangan
Mendengar kembali sebuah ucapan antara iya dan tidak yang terucap dari manusia yang cukup ku segani
Mengepak pada titik jenuh yang tak terlampiaskan oleh rasa keingin-tahuan
Menerka dan mencoba untuk terjebak diantara deru-an kendara-an yang super canggih bernama mobil
Kecepatan yang begitu mengagum kan
Asap yang begitu pekat
Dihasilkan diantara kerumunan kendara-an bermotor itu.....



Masih mengenai jejak yang mulai hilang itu
Jejak yang telah kubingkai pada kanvas kusam penuh dengan noda berwarna merah
Pada titik tertentu mengingatkan pada keelokan senja yang begitu anggun
Tidak terkecuali yang terbias diantara pipi-mu yang begitu molek nan indah
Senyum yang begitu tak tertandingi diantara juta-an bunga yang siap dikerubuni kumbang
Tak terelak-kan lagi.....
Engkau sangat ku Rindu-i

Entah engkau paham atau tidak??
Itu yang sedang berlangsung diantara jiwa yang masih mengambang ini
Diantara awan
Diantara angin
Diantara ocehan manusia yang suka berbisik menilai manusia lain......

KIASAN 00:00



Hari itu merupakan hari yang begitu tidak mengenak-kan bagi ku
Suasana malam yang begitu gerah bagi orang seperti ku
Dengan congkak,mengejek  angin supaya tidak keluar untuk malam ini
Terpaksa aku menyalakan kipas angin kecil yang sengaja di ciptakan dari perangkat CPU komputer yang sudah tidak terpakai
Menatap lama layar monitor dan membaca berulang kali
Mencari kata-kata yang cocok
Dan mencari-cari kata yang pantas
Untuk menggambarkan keanggunan yang ada di diri-mu....

Seorang anak kecil masih saja asyik berlari kesana-kemari di tengah malam seperti ini
Ditemani oleh seorang kakek tua yang sudah lanjut
Begitu setia menemani cucu nya yang begitu lincah
Entah apa yang  ia cari ditengah malam seperti ini??
Tapi dia tetap tak mempedulikan orang-orang yang ada disekitarnya
Dia masih asyik berlari-lari kecil kesana dan kemari......

Aku pernah membayang lambai-an tangan yang berasal dari-mu
Sebuah lambai-an yang penuh dengan pengharapan
Sebuah lambai-an yang menginginkan untuk tetap tinggal
Dan tentu saja,sebuah lambai-an yang menginginkan untuk bisa menghabiskan waktu bersama....

Sebuah cita-cita dan pengharapan
Sebuah cita-cita dan keinginan
Sebuah cita-cita yang ingin segera terjadi
Dan saya rasa semua itu tak pernah salah
Sebab,aku merasa tak pernah menyakiti siapa-pun.....

Tersontak ditengah malam buta tepat pukul 00:00 ........

MASIH TERANG-BENDERANG

Meskipun suasana berangsur kondusif pada saat itu,namun masih ada menyisakan sebuah biasan yang membuat suasana semakin haru,entah darimana??seseorang yang dulunya merupakan anak yang biasa saja,tiba-tiba meninggalkan sebuah kepedihan yang mendalam terhadap orang yang ia tinggalkan,dia sudah meregang nyawa oleh kebiadapan sekelompok pelajar yang semakin brutal demi semangat masa muda mereka....



Masa muda??ya...dua kata untuk menggambarkan semangat yang luar biasa dalam bertindak atau melakukan apapun,tidak peduli dengan orang disekitar,orang yang perhatian,orang yang peduli,hingga orang-orang yang benar-benar sangat sayang kepada mereka..mereka sangat ambisius,tidak peduli siapa yang tersakiti asalkan hati terlampiaskan dengan apa yang dilakukan,itu sudah membuat mereka bangga akan diri mereka sendiri...

Tangis haru masih menyelimuti sebuah rumah yang tak jauh dari Ibu Kota,yang konon merupakan tempat dimana semua yang diinginkan pasti ada,tidak terkecuali sebuah keluarga yang baru saja ditinggalkan oleh seorang pelengkap dirumah mereka..seorang anak yang begitu patuh menaati perintah orang tua,tiba-tiba saja harus meninggalkan dunia fana,kesedihan seorang ibu semakin menjadi-jadi atas apa yang ditimpa oleh anaknya...

Kita tidak dapat menyalahkan sistem yang ada saat ini,dan kita juga tak bisa menyalahkan dunia yang semakin canggih akan sebuah informasi dan juga teknologi..pengaruh yang luar biasa memang...

Mungkin tidak untuk saat ini...tapi,keyakinan akan hari esok yang lebih baik lamban-laun akan terjadi...Dunia ini masih terang-benderang.....

Selamat jalan bagi korban tawuran antar pelajar...semoga kalian dapat meraih dunia yang lebih terang,dunia yang penuh kedamaian dialam sana,dan semoga ini menjadi sebuah pelajaran untuk kita semua yang masih mampu menghirup udara yang begitu banyak dan berlimpah di alam fana ini.....

AKU, SEHEBAT ITU KAH ??

Memulai langkah yang sempat berhenti di pemberhentian sebuah bis angkutan umum untuk menuju ke sebuah tempat yang jauh dari keramaian,aku mencoba mencari sebuah inspirasi di lebatnya hutan yang elok dan penuh pesona.Keasri-an dan kicau burung masih jelas berkemundang diantara rimbun-nya pepohonan yang belum tentu tersentuh oleh seorang manusia mana-pun,kecuali aku...Aku yang sudah terbiasa menyusuri tiap titik isi dari hutan yang lebat itu,tak pernah merasakan kesepian sedikit pun,semua terobati dengan kedamaian yang kurasakan saat itu...

Menghindari deru-an suara bising kendaraan bermotor yang mengepulkan asap yang dapat membuat sesak jiwa dan badan,dan untuk kesekian kalinya aku lebih suka memilih sebuah tempat yang tak seorang-pun pernah melaluinya..Tak ada seorangpun yang dapat mencegah ataupun melarang apa yang ingin ku buat..aku masih sangat tenang ditempat ku berada sekarang...



Satu-persatu titik-titik hujan mulai membasahi seisi hutan,kedamaian semakin bertambah dengan datangnya hujan yang sangat deras,tidak kah engkau pernah merasaka??...Setiap keinginan yang nyata itu,perlu pengorbanan yang tidak sedikit menelan waktu,aku sadar akan semua itu dan sangat sekali mengejar sebuah keinginan dan cita-cita yang sama dengan orang kebanyakan,Mungkin orang banyak menganggap waktu yang kubutuhkan ini terlalu lama dan menyita waktu yang tak berarti dan sekali lagi aku sangat sadar akan hal itu...Hanya saja,perasa-an letih dan bosan itu selalu mengajak untuk berperang,seakan memaksa untuk berhenti dan lebih baik jalani saja apa yang sudah!! apa yang engkau lakukan hari ini pasti nanti nya akan meraih hasil yang begitu indah,walaupun tak sesuai dengan yang diharapkan...Setidak nya ada sebuah pembelajaran untuk meraihnya..

Apa yang kulakukan kemaren,hari ini,dan seterusnya mungkin saja sangat mengecewakan orang-orang yang mengharapkan akan keberhasilan ku...Namun ini lah aku saat ini,mencoba melakukan apa yang bisa ku lakukan...setetes demi setetes hujan pun dapat membuat sebuah lubang pada lantai yang terbuat dari beton sekalipun,jelas sudah dengan kelembutan niscaya coba-an yang begitu berat pun akan mudah untuk di lalui....Dan aku mencoba untuk tak berhenti sekarang...

KERAMAHAN SUBUH




Riah-riuh suara yang berkemundang
Dari selongsong mikrophon setiap mesjid dan mushalla
Menyeru kaum yang berpikir untuk menunaikan kewajiban
Tak ada yang istimewa di mata manusia ketika itu
Tapi sangat Istimewa di Mata Sang Maha Pencipta
Ada balasan yang turun dari tangan-Nya yang penuh dengan kasih sayang......

Bara hati ingin mengadu kepada Sang Khalik
Itu selalu dilantunkan bagi setiap mereka yang ingin mendapatkan Ridho-nya
Tak pernah terbesit
Bahwa apa yang dilakukan hanya karena manusia
Semata-mata
Hanya untuk Sang Pemberi Rezeki
Tuan yang akan mengabulkan apa saja perminta-an dari umat-nya.......

Angin yang begitu menusuk sampai ke ubun-ubun
Tak kan pernah mengusik jiwa yang ingin meraih kedamai-an
Alangkah egois nya bila diri ini mengabaikan kewajiban itu
Dunia yang fana tak akan memberikan apa-apa
Hanya hal yang sementara
Tak pantas untuk di tanam kedalam dermaga yang begitu abadi.....

Subuh tak-kan pernah berbohong
Bahwa keramahan itu akan selalu hadir
Dimana pun
Terutama di Rumah Allah.....

RUMAH TUA



Pantulan cahaya biru yang berasal dari sebuah rumah tua
Tampak begitu indah dan mempesona
Seorang pemuda yang duduk tepat didepan rumah tersebut
Tampak harap-harap cemas
Menunggu seorang gadis yang sangat dia puja selama ini
Gadis itu,
Yang mengingatkan dia akan keelokan imajiner sebuah maha karya
Karya yang tak dapat ditandingi oleh apa-pun......

Padahal nyiur kelapa begitu indah melambai pada waktu itu,
Ibarat seorang putri yang mengibaskan rambutnya yang terurai
Rambut yang begitu panjang
Yang menandakan bahwa dia begitu rajin dalam memelihara rambut tersebut

Sudah satu jam lebih dia menunggu
Namun hati nya tak pernah mau beranjak dari tempat ia berdiri
Dia hanya ingin mencoba menyapa gadis yang tinggal didalam rumah tua itu
Hanya sekedar mengucapkan salam
Hanya ingin menatap tatapan yang begitu anggun
Yang begitu ramah
Tak ada yang dapat mengobati 
Isi hati yang berkecamuk denga hebatnya.....

Sudah hampir tengah malam dia menunggu
Tetapi tak seorang pun yang keluar dari rumah tua tersebut
Sang pemuda bertanya-tanya,
Kemanakah gerangan sang tuan rumah??
Padahal banyak hajat yang ingin disampaikan........

Tiba-tiba....
Datang sekelompok anak muda menghampiri
Dan mereka bertanya,
Apa yang engkau lakukan disini tuan??

"Aku hanya menunggu seorang gadis dari dalam rumah ini"...
salah satu diantara mereka menjawab....
"Tidak kah engkau tau"??
Rumah ini sudah setahun lebih tidak ditempati,
Dan setau kami,satu keluarga ini sudah meninggal akibat kecelaka-an yang menimpa mereka....

Hanya terkejut dan terpaku......
Itu yang dirasakan seketika oleh sang pemuda yang menunngu di depan rumah tua.....

ELEGI BATANGHARI



setelah berkali-kali merpati ingkar janji
kembali kukaji notasi “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”
anakanak negeri ini gemar benar mengurung diri
melukis mimpi-mimpi
berlari melintas Aur Duri

aku berdiri merentang panjang jembatan ini
riak dan ombak berontak seperti kaligrafi
memusar dan melingkari adat tradisi
derap sepatu politisi dan jaring birokrasi

aku berlari seperti Acep Syahril yang nggigil
mindah nasib sendiri (Ketika Indonesia Berlari)
aku berlari seperti Ary Setya Ardhi meratapi dinasti Abunjani
aku berlari membawabawa nyeri
dan Batanghari masih enggan berbagi


by = NN

MASIH BELUM UJUNG-NYA



Pada hakekatnya
Sebuah pertemuan bermula dari pandangan yang menusuk sampai ke titik keinginan
Antara lautan dan daratan
Bermacam adegan terselip diantaranya
Sepasang jiwa yang sudah lama tidak saling bertatap mata
Memadu pada sebuah karang yang kokoh yang dihempas oleh ombak....

Udara yang semakin menampak-kan kearoganan-nya
Berangsur menghempaskan apa saja yang ia lalui
Demikian kiranya sebuah perjumpa-an
Tak pernah ada habisnya
Sebuah keluhan tetap saja terlampir dari tiap bait
Memaksa akan hadirnya sebuah keinginan yang belum tentu untuk siapa-pun...

Ada sebuah kisah
Sepasang camar laut yang bertengger ditengah hutan bakau
Saling asyik membersihakan kepaknya yang tampak kusam oleh air laut
Mencari bekal dan berburu ikan
Bersaing dengan camar lain
Hanya untuk memperpanjang masa hidup
Untuk anaknya,
Untuk pasangan-nya....

Berapa-pun kepingan yang selalu terjatuh
Masih pasti menyisakan sebuah tanda pertanya-an
Akan alam,
Akan masa,
Akan derita,
Akan bahagia....
Berlebur menjadi keinginan yang pasti ingin untuk di raih
Akan tetapi,
Dia yang masih betah untuk menunggu......

TAMPARAN HARAPAN DIRI



Tepat jatuh di telapak tangan yang kusam
Setetes embun yang berjatuhan membuat sejuk seisi hati
Mata yang lembab oleh tangisan kemarin malam
Masih saja jelas tersisa
Aku yang masih merasa jauh akan kehidupan yang sesuai
Mulai menata kembali serpihan-serpihan bening 
Yang sempat terurai di terpa angin ganas menderu-dayu......

Akan kehebohan sang bidu-an anggun
Bertahta sebuah perhiasan yang melekat pada kulit mulus
Dengan bibir merah yang menandakan bahwa dia butuh kasih-sayang
Itu jelas terlihat dari kepongahan nya terhadap lelaki yang menghampiri
Mata sayu akan isyarat terkubur rapi
Mulai terbongkar sebuah sifat keelokan...

Tak dapat disembunyikan...
Kesedihan hati yang mulai menjangkit sampai ke-otak...
Tak ada yang tau pasti....
Apa yang direncanakan Tuhan untuk ku??
Aku yang masih saja menelusuri setiap getiran hujan
Membaca satu-persatu setiap tetesan air yang jatuh mengenai wajah....
Aku yang masih ingin mencari jati diri.....

Dan aku ingin ditemani !!!
Dengan do'a tentunya,bila jiwa tak bertemu badan...

SELALU UNTUK BER-SYUKUR !!


Pada dasarnya,
Sebuah keego-an yang terpatri pada diri 
Merupakan salah satu 
Luapan emosi yang sangat susah untuk di kontrol,
Kita selalu menganggap 
Apa yang telah kita raih selama ini selalu saja kurang,
Itu lah manusia...

Wahai kawan...
Coba lah kita itung-itung lagi!!
Berapa banyak nya kira-kira kebaikan dari sang Tuhan
Untuk kita.
Dia selalu mendengarkan
Dia selalu mengetahui
Dan Dia selalu mengerti akan keada-an setiap manusia....
Karena segala-galanya itu berasal dari Dia
Semua karena Dia
Apalagi,itu semata-mata untuk manusia yang Ia cintai....
Dan Dia kasihi
Supaya kita selalu ingat untuk Bersyukur...!!!


PERGULATAN JIWA....


Senja mulai menghampiri setiap mahluk yang tengah beraktifitas
Menjalani kehidupan sehari-hari yang menoton
Demi mencapai sebuah penghidupan yang layak
Atas dasar kemauan yang sangat keras
Berambisi menuntaskan suatu hal yang meskipun sangat mustahil......

Aktifitas yang mungkin tak sama dengan orang kebanyakan
Suatu kaum dimana berusaha mencari keridho-an,
Dari sang Maha Pencipta
Membiarkan suatu hal yang sangat-sangat dilarang oleh AGamanya
Atas kehendak hati jua,
Setiap manusia akan mampu menyelesaikan atas pekerja-annya
Seberat dan serumit apa pun itu......

Jam berdetak pada kecepatan yang sudah ditentukan
Terkadang terasa cepat,
Dan terkadang terasa lamban
Namun semua kehidupan yang dialami setiap manusia,menjadi berbeda
Karena,diri sendiri jua yang menentukan semuanya.....

Apa yang dikehendaki
Dan apa yang diinginkan...semua sudah ditentukan
Hanya jiwa yang mampu saja dapat merubah semuanya
Tanpa ada campur tangan dari mahluk lain
Kecuali Tuhan......

KAU,...BAGIAN YANG HILANG ITU



Mentari pagi menghangatkan jiwa yang teromabing-ambing dalam dunia Imajiner
Satu-persatu kehidupan mulai terhirup di rongga pernapasan qolbu
Menapak pada satu sudut yang sudah lama ditinggal
Meraih impian yang sempat berserakan
Demi satu pencapai-an
Yaitu,mencoba meraih dirimu yang telah kaku ditelan embun pagi......

Aku merasa sulit untuk beranjak
Ruang imajiner semakin berhasrat mendekam dirimu yang sudah mulai layu
Aku paham akan hal itu,
Setapak penglihatan yang engkau tuang sudah memperlihatkan semuanya
Termasuk kesedihan mu,bak bumi yang hendak terbelah.....

Satu hal yang tak pernah bisa membawa-ku pada suatu keindahan
Hal itu,..yang selama ini seakan mengunci tubuh ini untuk tidak bergerak
Suatu kenyata-an bahwa,
Pertempuran itu sungguh sangat sulit untuk aku selesaikan
Aku paham betul dimana letak kelemahan itu,
Namun,..lagi-lagi...
Sebuah ruangan yang hampa hanya terkonsentrasi pada hari ini....

Aku sangat menyadari di setiap kelemahan itu,...
Aku mengharapkan engkau tetap berdiri di sampingku
Meskipun terkadang menyakitkan untuk orang seperti kau,
Namun,aku yakin....
Engkau juga sama seperti-ku
Mencoba mendengarkan apa-apa tentang ku
Dan begitu juga aku...akan mencoba mendengarkan apa-apa tentang mu....

Karena kau,.....salah satu BAGIAN YANG HILANG ITU....

PEREMPUAN DAN KOPI


Dia berteman dengan sepi
Ia lewati hampir setiap malam disebuah kafe kopi dipojok
Disebuah perkampungan yang jarang sekali orang berlalu-lalang
Ditempat itu,
Dia merasakan sebuah kenikmatan yang tidak mungkin
Semua orang dapat menikmati
Namun dia sangat berbeda....

Perlahan hidungnya menghirup aroma kopi
Jiwa terasa damai seketika
Karena,kegundahan yang telah lama bersemayam
Mulai jauh dan menjauh meninggalkan hatinya

Kekonstan-nan yang selama ini menghantui jiwa dan raganya
masih berjalan dengan semestinya...

Wanita dan kopi,
Satu hal yang sangat dinamis pada sebuah kesunyian
itu yang sangat lama kupandangi waktu itu....

TERUNTUK MOE SANG MISTERIUS



Aku merasakan,aku sudah terabaikan,
Oleh angin,
Oleh siang,
Oleh malam,
Bahkan oleh jiwaku sendiri….

Aku sudah mulai tergopoh-gopoh meniti sebuah  jembatan
Mulai tertatih-tatih menuju cahaya kebangga-an…
Sepertinya sudah bosan dengan kebiasa-an yang memuak-kan hati
Menganggap apa yang dilakukan hanya sebatas ucapan semata
Tanpa tindakan yang nyata….

Aku mulai terengah-engah,
Akan dunia masa depan yang dihadapi
Tak tampak sedikitpun raut wajah penuh keoptimisan
Sudah mulai layu,
Seakan jiwa tidak bersatu lagi dengan raga…

Kini,
Harapan itu mulai tampak samar-samar
Dan tidak jelas
Jiwa yang masih terombang-ambing pada angkasa hampa
Menukik pada sebuah genggaman yang sulit untuk teraih
Berusaha pun sepertinya sangat tidak mungkin…..

Compang-camping jiwa ini,
Namun…setidaknya,
Luapan kegembira-an itu masih terlukis dengan rapi
Bagai sebuah hutan hujan yang masih perawan dengan jamahan manusia
Ia senantiasa memberikan penghidupan bagi mahluk
Yang menempati raganya…..

Teruntuk moe Sang Misterius
Bantu aku dan lenyapkan sifat pesimis itu
Dan bantu aku,
Dari Sifat mengeluh yang tiada ujung
Yang sebuah jalan sepanjang apapun tak dapat
Sampai pada pemberhentiannya…..

TIDAK SEPERTI ITU....


Jam dinding masih bergerak dengan normal,
Aktivitas sehari-hari masih berjalan dengan semestinya,
Mencoba menghitung kenderaan yang lalu-lalang di jalan raya
Mungkin itu pekerjaan yang sia-sia.....

Masih meluapkan kegembiraa-an ditingkat dua tempat ku berpijak
Disebuah kamar yang hangat
Yang hanya ditemani sebuah kasur usang
Mencari sebuah Inspirasi yang mungkin tak semua orang mengerti.....

Tidak seperti itu....

Aku hanya berusaha sebisa mungkin menunaikan tugas,
Tugas yang mungkin cukup lama terbengkalai
Selama ini selalu asyik dengan hal yang tak bermanfaat....

Tidak seperti itu....

Hanya saja,
Saat ini aku masih berusaha
Dengan apa yang kubisa.......

Disini,
Aku masih ditemani oleh cahaya teram-temaram
Dari cahaya lampu,
Yang mungkin tidak begitu kuat untuk menerangi,
Menerangi hati yang masih gundah
Dengan kegelisahan.....

Dikamar penuh kehangatan ini,
Akan kubuktikan suatu hari nanti.....

MAAF KAWAN!!


Begitu banyak yang terluka karena ku
Perkataan,Perbuatan tingkah laku dan apalah yang kulakukan
Aku tak tau??
Aku melakukan semua itu demi kebahagia-an ku sendiri
Tanpa mengindahkan kalian
Aku juga tak tau,
Kalau itu membuat kalian muak akan segalanya tentang ku....

Terlalu banyak bicara,
Membuat kalian tidak senang dan tak suka...
Ketika aku berusaha untuk diam dan menyepi,
Kalian menyalah artikan tindakan ku itu....

Padahal didalam jiwa ini
Hanya ingin berusaha membuat kalian menghargai ku saja
Tidak ada yang lain....
Sikap merendahkan atau pun menyepelekan ku itu,
Semakin membuat aku salah dalam bertindak....
Aku merasa tak ada yang benar-benar tulus dengan ku......

Untuk diam dan menyepi,
Kurasa itu tindakan yang baik untuk ku saat ini....
Terima kasih kawan untuk kalian semua....

TERIMA KASIH,UNTUK WAKTUMU YANG DAHULU


Satu hal yang membanggakan
Jiwa yang sudah lama mengarungi hati yang terluka
Akhirnya harus disudahi jua....

Hati yang sudah lama menempati sisi bathin ini
Memilih untuk mengakhiri hubungan yang sudah lama tercipta
Dia memilih untuk pergi dari separuh jiwa ini
Ia sudah beranggapan,bahagia itu sudah takkan mungkin didapati lagi...

Untuk sebuah pemaksa-an
Aku tidak terbiasa dengan hal semacam itu
Jika itu sudah jalan yang dipilih,
aku harus berbuat apa lagi??
itu juga toh,demi dia juga....

Biarlah hati ini masih dibalut dengan luka
Aku sudah terbiasa dengan hal yang semacam ini
Demi sebuah kebahagi-an seseorang yang memilih jalan nya sendiri
Aku rela melepaskan apa saja yang menjadi keinginan-nya,
Termasuk untuk berpisah.....

Dan aku masih yakin....
Aku masih bisa menciptakan jalan kusendiri.....

SEBAIT RINDU UNTUKMU


Kubongkar lagi sebuah kotak berisikan sebuah kenangan tentang mu
Aku bongkar satu-persatu apa yang aku temui
Tak seperti dahulu,
Waktu itu banyak sekali yang dapat kugenggam erat
Salah satunya adalah surat pertama yang tertuju untuk ku
Dan...itu adalah dari kamu.....

Sungguh...aku sangat terhanyut dengan tata bahasa yang engkau sampaikan
Bahasa yang santun selayak bahasa hati
Aku dapat merasakan apa yang engkau tulis di dalamnya
Yaitu...sebuah kerinduan....

Engkau yang sangat teliti dalam merangkai sebuah kata-kata manis yang mengagumkan
Engkau yang begitu rapi dalam menyampaikan sesuatu yang biasa menjadi sangat berbeda
Engkau bak sebuah pena yang sedetik pun sepertinya enggan untuk berhenti menulis
Aku dapat merasakan hal itu saat membaca sebait demi sebait
Sebuah perumpama-an kata-kata yang tak dapat orang lain menyaingi....

Jikalau saja aku dapat menyamai apa saja yang engkau sampaikan,
Mungkin aku akan manjadi seorang pujangga
Mungkin juga aku akan menjadi seorang sastrawan
Yang tak kalah bagusnya dari Chairil Anwar ataupun WS Rendra
Atau pun bisa saja aku menyamai seseorang seperti Pramoedya Ananta Toer....

Namun......
Sekarang sudah berbeda
Aku sudah tidak pernah menerima sebait surat yang engkau susun rapi
Engkau sepertinya,sudah tak mungkin tergapai oleh ku
Engkau begitu sangat jauh
Engkau sepertinya,sudah berada dikayangan yang tak mampu untuk kudatangi
Engkau begitu anggun untuk kutakluki....

Aku MENYERAH .......
Ini aku yang memutuskan bersahabat dengan luka,
Takdir adalah kesunyia-an masing-masing,
Dan takkan adalagi sakit hati,
Karena,aku masih mengagumi mu....