HAMA

Negeri pemberi kebebasan dalam menikmati hidup
Satu hal yang lain adalah kebebasan dalam berpendapat
Aku mulai menapaki kisaran kegundahan
Menjilati setiap perangai manusia yang sangat arogan
Bukan untuk diratapi atau pun disesalkan,
Setiap gerakan mempunyai ketentuan untuk bersikap berlebihan
Dunia yang tumpang tindih dengan beribu muslihat manusia
Bukan tanpa aturan,
Semua bercampur aduk dengan sifat yang kurang manusiawi....

SENDU HATI

Masih saja terbata-bata dengan hal-hal yang sesederhana seperti ini
Aku sangat paham
Dengan sikap seperti ini,tentu akan merugikan bagi ku dan orang lain juga tentunya
Seperti apa-pun menerima sebuah tanggung jawab,
Bila di langgar akan membuat sebuah amarah...
Lagi-lagi,sikap diam ku selalu menimbulkan sebuah kemarahan dari orang lain.
Maaf kan ketidak-mampuan ku ini,
Aku hanya mencoba untuk tidak merepotkan siapa pun...
Maaf untuk hal-hal yang seperti ini....
Aku hanya ingin menunggu angin..

TIADA SESAL

Menyuplai aroma memahat embun
Ada sebuah cerita guratan dari senyum memaksa
Bagai satu petuah sebagai isyarat menampar jiwa
Tak jauh berbeda dengan cerita yg pernah ku dengar
Hanya saja,makna dari keegoan diri telah dicampakkan jauh dari jurang....
Aku tak pernah menyalahkan angin yang selalu membawa daun berterbangan
Satu kisah bahwa,aku masih belum mampu merindukan satu rupa
Ini tentang kau,
Sungguh,perlawanan untuk mengalahkan diri sendiri masih menjadi tanya?...
Ahhh...lagi2 rerumputan masih mengejek
Dalam perang batin ini,
Aku masih meringkuk malu....

TERTUNDUK

Berulang kali aku memapah rindu kepada angin
Mungkin sebuah rasa yg tersampaikan tak begitu cukup
Cukup untuk emosi yang terangkai dengan guguran daun pada musim kemarau
Aku mulai lunglai pada paparan yang berulang kali menghampiri....
Saat ini aku masih terpaku pada keramaian dari pintu kaca
Terus menelisik,mengamati
Bahkan sekedar untuk menyampaikan rindu tetap aku simpan...
Lelap,dan aku masih terlelap dengan khayalan yg kuciptakan...