PEREMPUAN DAN KOPI


Dia berteman dengan sepi
Ia lewati hampir setiap malam disebuah kafe kopi dipojok
Disebuah perkampungan yang jarang sekali orang berlalu-lalang
Ditempat itu,
Dia merasakan sebuah kenikmatan yang tidak mungkin
Semua orang dapat menikmati
Namun dia sangat berbeda....

Perlahan hidungnya menghirup aroma kopi
Jiwa terasa damai seketika
Karena,kegundahan yang telah lama bersemayam
Mulai jauh dan menjauh meninggalkan hatinya

Kekonstan-nan yang selama ini menghantui jiwa dan raganya
masih berjalan dengan semestinya...

Wanita dan kopi,
Satu hal yang sangat dinamis pada sebuah kesunyian
itu yang sangat lama kupandangi waktu itu....

TERUNTUK MOE SANG MISTERIUS



Aku merasakan,aku sudah terabaikan,
Oleh angin,
Oleh siang,
Oleh malam,
Bahkan oleh jiwaku sendiri….

Aku sudah mulai tergopoh-gopoh meniti sebuah  jembatan
Mulai tertatih-tatih menuju cahaya kebangga-an…
Sepertinya sudah bosan dengan kebiasa-an yang memuak-kan hati
Menganggap apa yang dilakukan hanya sebatas ucapan semata
Tanpa tindakan yang nyata….

Aku mulai terengah-engah,
Akan dunia masa depan yang dihadapi
Tak tampak sedikitpun raut wajah penuh keoptimisan
Sudah mulai layu,
Seakan jiwa tidak bersatu lagi dengan raga…

Kini,
Harapan itu mulai tampak samar-samar
Dan tidak jelas
Jiwa yang masih terombang-ambing pada angkasa hampa
Menukik pada sebuah genggaman yang sulit untuk teraih
Berusaha pun sepertinya sangat tidak mungkin…..

Compang-camping jiwa ini,
Namun…setidaknya,
Luapan kegembira-an itu masih terlukis dengan rapi
Bagai sebuah hutan hujan yang masih perawan dengan jamahan manusia
Ia senantiasa memberikan penghidupan bagi mahluk
Yang menempati raganya…..

Teruntuk moe Sang Misterius
Bantu aku dan lenyapkan sifat pesimis itu
Dan bantu aku,
Dari Sifat mengeluh yang tiada ujung
Yang sebuah jalan sepanjang apapun tak dapat
Sampai pada pemberhentiannya…..